Senin, 12 Maret 2012

sosiologi komunikasi massa

Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Massa
Setiap masyarakat membutuhkan sarana dan tata cara dalam berkomunikasi. Untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi, dipenuhi melalui kegiatan komunikasi interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan untuk berkomunikasi secara publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitas komunikasi massa.
Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnya kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas komunikais sekaligus merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin manusia hidup di suatu lingkungan tanpa berkomunikais satu sama lain.
Proses dan Model Komunikasi Massa
Yang diartikan sebagai komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa tidak sama dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran.
Komunikasi massa mempunyai karakteristik yang berbeda dengan bentuk komunikasi lainnya. Ciri-ciri itu terlihat pada pelaku komunikaisnya, pengalaman komunikasi yang dirasakan oleh para pelaku yang dimaksud, serta isi informasi yang disebarluaskan melalui poses komunikasi tersebut.

TELAAH SOSIOLOGIS TENTANG KOMUNIKASI MASSA
Kajian Sosiologis mengenai Komunikasi Massa
Telaah sosiologis terhadap fenomena komunikasi massa belum sepenuhnya berkembang seperti yang diharapkan. Penyebab yang terpenting antara lain karena luasnya masalah itu sendiri, di samping adanya beberapa orientasi atau tema yang mendominasi studi mengenai masalah ini pada masa yang lalu. Tema yang dominan itu adalah tentang efek-efek langsung media massa kepada individu dan publik, dan mengenai apa yang disebut sebagai masyarakat dan kebudayaan massa.
Beberapa Pendekatan dalam Kajian Sosiologi Komunikasi Massa
Seharusnya sosiologi komunikais massa mengkaji secara mendalam masalah-masalah pokok yang begitu luas, mengenai interaksi media massa dengan masyarakat media massa dengan institusi sosial yang lain, dan sistem komunikasi massa dengan sistem-sistem sosial lainnya. Selain dengan tatanan masyarakat secara keseuruhan.
  1. Riset yang memetakan secara ditail pola yang menyeluruh dari perilaku komunikasi baik bagi seperangkat individu maupun lokasi tertentu.
  2. Riset yang berkenaan dengan hubungan (relationshp) antara model komunikasi.
  3. Riset yang berkenaan dengan distribusi kebutuhan komunikasi
  4. Riset yang lebih memperhatikan masalah bahasa komunikasi selain lisan dan tulisan
  5. Riset yang secara sistematik menggali dan memonitor sistem pengawasan dan pengendalian serta pemilikan faislitas-fasilitas komunikasi.

FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI MASSA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Fungsi Surveillance dan Fungsi Korelasi
Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara:
  1. Objektif
    Analisis isi dirumuskan dengan persis agar siapa saja yang menggunakan akan memperoleh hasil yang sama.
  2. sistematik
    Isi media massa yang akan dianalisis dipilih dengan cara yang telah ditetapkan
  3. sosiologis
    masalah yang akan dianalisis mempunyai relevansi dengan kehidupa kemasyarakatan.
Analisis ini dapat menghaislkan pemahaman tentang pengiriman atau sumber pesan, kecerdasan, kepribadian, sikap, motif, nilai dan tujuan serta pengaruh dari kelompok. Namun perlu diperhatikan bahwa analisis isi tidak memberikan bukti yang langsung tentang sifat komunikator, khalayak ataupun efeknya.
Sedangkan pendekatan analisis fungsional perhatiannya pada fungsi dan disfungsi komunikasi massa bagi kehidupan anggota masyarakat.

Fungsi Pewarisan Budaya dan Fungsi Penghiburan
Pendekatan institusional berpandangan bahwa kelembagaan yang mewadahi aktivitas komunikasi massa, ditentukan oleh sistem komunikasi yang berlaku pada masyarakat tertentu. Misalnya lembaga komunikasi massa di negara dengan sistem demokrasi, berbeda dengan yang berlaku di negara komunis.
Salah satu cara menjadikan komunikasi sosial melembaga adalah komunikasi massa. Hal ini terjadi berkat adanya tata cara, prosedur serta aturan-aturan yang mengikat. Dengan demikian komunikasi sosial yang ada di tegah masyarakat terbentuk oleh berbagai ketentun tersebut di atas. Sehingga analisis mengeai bentuk-bentuk kelembagaan komunikasi massa adalah menyangkut masalah deteksi, deskripsi dan analisis tentang ekspektasi sosial.

KOMUNIKASI SEBAGAI SUATU SISTEM SOSIAL
Pengertian Sistem Sosial
Melalui fungsi surveillence, media massa memberikan informasi kepada masyarakat. Segala peristiwa dan kejadian, di mana saja di sekitar kita baik dekat maupun jauh hampir tidak pernah luput dari pemberitaan media massa. Contoh: pada waktu meletusnya Perang Teluk, masyarakat di seluruh dunia dapat mengikuti perkembangan dari detik ke detik selama 24 jam melalui media massa.
Fungsi surveillance sendiri bagi individu dapat berfungsi sebagai :
  1. peringatan (warning)
  2. menambah pretise
  3. Instrumental

. Pemberi status
Bagi masyarakat
  1. peringatan (awaning)
  2. instrumental
  3. membuat masyarakat menjadi etis

Interaksi Sistem Komunikasi Massa dengan Sistem Sosial Lainnya
Melalui fungsi pewarisan budaya, media massa melakukan pendidikan kepada masyarakat, karena melalui informasi, maka masyarakat akan merasa lebih padu dengan lainnya. Sehingga dengan demikian dapat dicapai suatu dasar berpikir yang sama. Sebab melalui media massa semua informasi dapat menyebar dengan cepat melebihi saluran yang lain.
Disfungsi dari pewarisan budaya bagi individu adalah proses sosialisasi yang sama bagi setiap individu karena adanya pengaruh komunikasi massa yang memberitakan hal-hal yang sama
Fungsi hiburan bagi individu merupakan pelepas lelah, sedangkan bagi masyarakat adalah pelepas bagi kelompok-kelompok massa. Adapun disfungsinya bagi individu adalah meningkatkan kepastian menurunnya selera sedangkan bagi masyarakat merupakan suatu pelarian.

MEDIA MASSA SEBAGAI SUATU PRANATA SOSIAL
Komunikasi Massa sebagai Suatu Pranata Sosial
Semua aktivitas sosial pada hakikatnya merupakan suatu sistem. Hal ini dikarenakan pada umumnya semua kegiatan sosial terdiri dari sejumlah komponen, yang satu sama lain terangkai dalam fungsi-fungsi tertentu dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Menurut Almond keterkaitan antara elemen terebut di atas memiliki ciri-ciri tertentu yaitu:
  1. kekomprehensifan
  2. interdependensi
  3. adanya batas
Menurut Reading, sistem sosial merupakan suatu sistem dari elemen-elemen sosial. Mihel berpendapat bahwa suatu sistem sosial pada dasarnya terdiri dari dua orang individu yang melakukan interaksi secara langsung dan tidak langsung dalam suatu situasi kebersamaan. Yang menjadi perhatian khusus dari sosiologi adalah oreientasi para individu yang menjadi nsur sistem tersebut.

Media Massa dan Social Control
Apabila kita membaca surta kabar/majalah maka berita yang kita baca merupakan hasil interaksi antara sistem komunikasi massa dengan sistem-sistem sosial hasilnya seperti misalnya sistem politik dan sistem ekonomi.
Sistem komunikasi massa dapat mempengaruhi sistem pendidikan misalnya sistem komunikasi massa yang terlalu berorientasi untuk mencapai keuntungan, sehingga segala sesuatunya diarahkan untuk mendapatkan uang. Bagi pendidikan hal ini dapat menimbulkan dampak yang negatif.
KOMUNIKASI MASSA DAN MASYARAKAT MASSA
Media Massa dan Masyarakat Massa
Dalam modul ini kita menempatkan media massa sebagai suatu pranata sosial untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berkomunikasi. Kelembagaan media massa kita sejajarkan dengan berbagai pranata sosial lain seperti pranata pendidikan, ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.
Setiap pranata tumbuh untuk memfungsikan dirinya di tengah masyarakat. Dalam perkembangannya telah terjadi perluasan fungsi media massa baik itu dengan mengambil alih sebagian fungsi yang tadinya diemban oleh pranata sosial lain, atupun berbagi secara bersama-sama menjalankan fungsi tersebut.
Transfer fungsi di antara pranata-pranata sosial memang sesuatu yang wajar terjadi seiring dengan berkembangnya kehidupan masyaakat. Ada panata yang tadinya berfungsi tunggal sekarang jadi berfungsi ganda. Sebaiknya ada yang tadinya berfungsi ganda tapi karena satu per satu fungsi tadi ditransfer ke pranata lain, maka ia sendiri berubah menjadi panata berfungsi tunggal.
Namun tampaknya transfer atau pengalihan fungsi tersebut tidak sampai mengubah total fungsi semula dari pranata yang bersangkutan, namun berpengaruh bagi penampilannya di tengah masyarakat luas.
Komunikasi Massa dan Budaya Massa
Sebagai pranata sosial media massa berfungsi melakukan pengendalian sosial (social control) di tengah kehidupan masyarakat. Efektif atau tidaknya social control yang dilakukan oleh media massa, akan tergantung pada integritas media massa itu sendiri serta tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media massa yang bersangkutan.
Media massa sendiri menjadi objek pengendalian sosial yang dilakukan oleh masyarakat. Untuk keperluan itu bahkan diadakan sejumlah pranata lain seperti badan sensor, dewan kehormatan pers dan sebagainya. Jadi pengawasan sosial yang berlangsung sifatnya dalah timbal balik antara media massa dengan menyasarakat itu sendiri.

EFEK SOSIAL KOMUNIKASI MASSA
Efek Sosial Komunikasi Massa
Pertumbuhan media massa sebagai perangkat kehidupan baik bagi individu maupun untuk bermasyarakat, turut mengubah masyarakat yang tadinya bersifat agraris menjadi masyarakat kota. Pada saat yang sama, pertumbuhan menuju masyarakat yang bersifat urban itu memang membutuhkan sarana dan aktivitas komunikais yang bersifat modern, yakni komunikasi massa.
Teori yang Menjelaskan Peniruan dari Media Massa
Aktivitas dan isi dari komunikasi massa turut membentuk masyarakat massa. Hal ini karena sebagian dari isi yang dikandung dan disebarluaskan oleh media massa adalah apa yang dikenal sebagai budaya massa.
Budaya massa pada saat ini lebih banyak menghasilkan seni yang ringan dan hal-hal yang tak mungkin. Akibatnya orang cenderung menyukai karya yang ringan-ringan. Hal ini berakibat timbul penggolongan budaya tinggi dan budaya rendah. Peran media massa dalam hal ini sangat besar, ditunjang pula dengan adanya publisitas, iklan dan reportase.

MEDIA MASSA DAN PROSES SOSIALISASI
Media Massa dan Proses Sosialisasi
Tanpa mengikari fungsi dan maafaat media massa dalam kehidupan masyarakat, disadari adanya sejumlah efek sosial negatif yang ditimbulkan oleh media massa. Karena itu media massa dianggap ikut bertanggung jawab atas terjadinya pergeseran nilai-nilai dan perilaku di tengah masyarakat seperti menurunnya tingkat selera budaya, meningkatnya kejahatan, rusaknya moral dan menurunnya kreativitas yang bermutu.
Efek negatif yang ditimbulkan oleh media massa terutama dalam hal delinkuensi dan kejahatan bersumber dari besarnya kemungkinan atau potensi pada tiap anggota masyarakat untuk meniru apa-apa yang disaksikan ataupun diperoleh dari media massa. Pengenaan (exposure) terhadap isi media massa memungkinkan khalayak untuk mengetahui sesuatu isi media massa, kemudian dipengaruhi oleh isi media tersebut. Bersamaan dengan itu memang terbentang pula harapan agar khalayak meniru hal-hal yang baik dari apa yang ditampilkan media massa.
Hampir setiap hari umumnya masyarakat dihadapkan pada berita dan pembicaraan yang menyangkut perilaku kejahatan seperti pembunuhan, perampokan, perkosaan dan bentuk-bentuk yang lain. Akibat logis dari keadaan tersebut bahwa segala sesuatu yang digambarkan serta disajikan kepada masyarakat luas dapat membantu dan mengembangkan kemampuan menentukan sikap pada individu-individu di tengah masyarakat dalam menentukan pilihan mengenai apa yang patut ditempuhnya untuk kehidupan sosial mereka.
Pemberian masalah kejahatan melalui media massa mempunyai aspek positif dan negatif. Pengaruh media massa yang bersifat halus dan tersebar (long term impact) terhadap perilaku seolah-olah kurang dirasakan pengaruhnya, padahal justru menyangkut masyarakat secara keseluruhan.
Hasil dari berbagai penelitian menyatakan bahwa efek langsung komunikasi massa pada sikap dan perilaku khalayaknya, kecil sekali, atau belum terjangkau oleh teknik-teknik pengukuran yang digunakan sekarang.
Media Massa sebagai Agen Sosialisasi
Kemungkinan dan proses bagaimana terjadinya peniruan terhadap apa yang disaksikan atau diperoleh dari isi media massa dapat dipahami melalui beberapa teori. Yang pertama adalah teori peniruan atau imitasi. Kemudian teori berikutnya tentang proses mengidentifikasi diri dengan seseorang juga menjelaskan hal yang sama. Sedangkan teori social learning mengungkapkan faktor-faktor yang mendorong khalayak untuk belajar dan mampu berbuat sesuatu yang diperolehnya dari interaksi sosial di tengah masyarakat.
Memang teori-teori tadi belum tuntas sepenuhnya dalam memaparkan perihal peniruan terhadap isi media massa. Namun konsep-konsep pokok yang diajukan oleh masing-maisng teori itu kurang lebih dapat membantu kita untuk memahami terjadinya peniruan yang dimaksud dalam hubungan bahasan kita di sini yang merupakan faktor penting dari efek sosial yang ditimbulkan oleh media massa.
Studi pertama tentang efek TV yang dilakukan dengan lengkap adalah yang disebut Payne Fund Studies Film and their Effect on Children, yang berlangsung selama empat tahun 1929-1932. Hasil studi ini sebanyak dua belas jilid telah diterbitkan oleh Macmillan di antara tahun 1933-1935.
Pada tahun 1961, UNESCO menerbitkan sebuah bibliografi beranotasi The Influence of the Cinema on Children and Adolescent yang berisikan 491 buku, artikel dan jurnal.
Charters (1934) mengemukakan bahwa pada tahun 1930, tiga tema besar film yang dipertunjukkan adalah: cinta (29,6%), kejahatan (27,4 %) dan seks (15,0%). Ke dalam kategori kejahatan yang 27,4% itu, terutama isinya adalah mengenai: pemerasan, extortion, penganiayaan, dendam dan pembalasan.

MEDIA MASSA DAN WANITA
Media Massa dan Persepsi tentang Gender
Proses sosialisasi yang dilalui oleh setiap anggota masyarakat ada yang berlangsung secara formal, yaitu melalui sekolah dan pendidikan lainnya. Tapi adapula yang berbentuk informal yaitu yang diperoleh melalui keluarga, kerabat, dan pergaulan dengan teman sebaya.
Media massa dapat berperan dalam proses sosialisasi itu baik yang informal, yaitu ketika media dikonsumsi dalam situasi dan untuk keperluan di rumah. Namun media dapat pula berperan dalam sosialisasi formal, yakni ketika mengikuti pendidikan melalui media atau apa yang disebut sebagai pendidikan jarak jauh
Stereotip Wanita dalam Media Massa
Media massa memberikan banyak hal yang dapat diserap oleh setiap anggota masyarakat antara lain ikut membentuk perilaku anggota masyarakat tersebut. Proses ini sebenarnya sudah dimulai pada permulaan kehidupan seseorang adalah keluarga, sekolah tempat kerja lingkungan sosial dan media massa. Keluarga adalah sumber pertama, karena dari keluargalah, seseorang mendapatkan nilai-nilai dan norma-norma dalam hidupnya.
Sumber Buku Sosiologi Komunikasi Masa Karya Zulkarimien Nasution

Senin, 06 Juni 2011

hubungan humas dengan wartawan

Hubungan HUMAS dengan Pers
HUBUNGAN antara pejabat (praktisi) hubungan masyarakat (humas) dengan wartawan (biasa pula disebut pers), bagaikan hubungan dua orang teman atau mitra yang saling memerlukan. Hubungan kedua orang yang bermitra tersebut bersifat simbiosis mutualisme (saling membutuhkan). Hubungan mereka saling bergantung (interdependen). Mereka benar-benar saling membutuhkan. Dengan demikian, tak satu pihak pun yang boleh menganggap dirinya lebih tinggi dan penting daripada mitranya. Posisi kedua mitra tersebut setara (sama tinggi, sama rendah), namun peran atau fungsi, motif dan tujuan kegiatan masing-masing saling berbeda.
Humas di lingkungan lembaga pemerintahan daerah, baik lembaga eksekutif maupun legislatif (DPRD), bekerja atas nama dan untuk rakyat atau masyarakat daerah setempat. Mereka bekerja berdasarkan mandat masyarakat. Oleh karena itu, mereka yang bekerja di pemda dan DPRD wajib melaksanakan isi mandat masyarakat yang diembankan ke atas pundak mereka. Mereka wajib melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat atau membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat yang niscaya sangat beragam.
Demikian pula halnya dengan wartawan. Mereka bekerja berdasarkan mandat masyarakat. Ada dua hal pokok isi mandat masyarakat yang diembankan kepada lembaga pers, yang diaktualisasikan wartawan, yakni hak tahu dan hak memberitahukan. Wartawan wajib mewujudkan isi kedua hak masyarakat tersebut. Nah, salah satu sumber atau narasumber yang sangat penting yang menjadi mitra kerja wartawan pastilah humas pemda dan humas DPRD. Untuk mewujudkan hak tahu masyarakat, wartawan harus tekun dan gigih mencari fakta-fakta (informasi) penting yang dibutuhkan masyarakat di daerah yang bersangkutan. Agar ini dapat diwujudkan wartawan, humas sebagai mitranya harus selalu siap menjawab pertanyaan dan memenuhi permintaan wartawan akan fakta-fakta penting yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat daerah, yang pasti sangat beraneka.
Ini berarti humas dan wartawan sesungguhnya sama, yakni sama-sama abdi (pelayan) masyarakat. Bedanya, humas yang umumnya berstatus PNS, pastilah digaji negara melalui lembaga pemerintahan, sedangkan wartawan yang umumnya berstatus pegawai swasta, pastilah digaji perusahaan di mana mereka bekerja. Meskipun status dan jenis instansinya berbeda, namun kedua mitra ini harus benar-benar mampu bekerja sama dengan baik dalam posisi dan sikap saling menghormati dan menghargai mitra masing-masing.
5 kiat penting
Nah, agar hubungan kemitraan ini dapat berjalan dengan baik dan tujuan mereka dapat diwujudkan secara optimal, yakni melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan sebaik-baiknya, maka ada beberapa hal yang sangat penting dilakukan tiap pejabat atau praktisi humas di lingkungan pemda dan DPRD di Tanah Air.
Pertama, hubungan humas dengan wartawan bersifat profesional. Selain melayani masyarakat, humas wajib melayani wartawan secara profesional. Humas jangan berhubungan terlalu mesra dengan wartawan. Kedua belah pihak, terutama masyarakat yang mereka layani, pasti rugi bila tak ada jarak yang pas antara humas dengan wartawan. Sebagai ilustrasi, dua sejoli yang saling merapatkan wajah (baca: berciuman) pastilah tak mampu melihat wajah pasangannya dengan cermat karena jarak pandangnya tidak pas. Mata tidak/kurang difungsikan, yang berfungsi hanya perasaan (emosi). Celakanya, bila suatu ketika personel humas berselisih atau bertengkar dengan mitra mesranya (wartawan). Maka akibat buruknya tak saja merugikan kedua belah pihak, tapi terutama merugikan masyarakat yang mereka layani, di samping niscaya merugikan lembaga masing-masing. Tanpa mengurangi hubungan mesra, humas harus senantiasa berinisiatif menjaga jarak yang pas dengan mitra sejajarnya (wartawan). Hubungan kedua belah pihak harus sehat, terhormat, dan bermartabat.
Di mata wartawan humas harus berwibawa, wibawa yang alamiah, bukan sok berwibawa atau wibawa yang dibuat-buat agar disegani wartawan. Humas yang profesional pastilah cerdas, berpengetahuan sangat luas (terpelajar), disiplin, dan benar-benar menguasai bidang pekerjaannya. Ia juga sanggup menganalisis dengan tajam tiap berita di media massa yang menyangkut daerah, instansi, dan para pejabat pemda/DPRD yang bersangkutan. Dengan demikian, humas mampu memberikan masukan yang baik terhadap para pengambil keputusan di instansi di mana ia bekerja. Humas yang benar-benar mampu bekerja secara profesional, termasuk menjaga jarak yang pas dengan mitranya, pastilah dhormati, disegani, dan dipercayai wartawan.
Kedua, humas harus mengetahui seluk-beluk dunia wartawan atau jurnalisme, termasuk irama kerja wartawan di tiap jenis media massa serta fungsi media massa. Ini berarti humas mesti tahu nilai-nilai berita, tenggat waktu laporan wartawan, peta media massa baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional, Kode Etik Jurnalistik, Kode Etik (Pedoman Perilaku) Penyiaran, Undang-undang No. 40/1999 tentang Pers, Undang-undang No. 32/2002 tentang penyiaran, kekuasaan atau kekuatan media massa, visi dan missi media massa yang beredar/beroperasi di wilayahnya, dan sebagainya.
Ketiga, humas juga harus/perlu memiliki kemampuan praktik jurnalisme, yakni meliput, wawancara, memotret, menulis berita langsung, berita khas (feature news), dan artikel opini. Selain memperkaya pengetahuan dan praktik melalui bacaan dan pelatihan jurnalisme, humas juga perlu sekali-sekali magang di media massa, terutama di media massa besar.
Keempat, humas harus mampu mengenal wartawan dan redaktur secara personal. Ini sangat penting, agar humas mampu berkomunikasi dengan efektif dengan mitranya. Humas harus tahu tingkat/jenis komunikasi yang lazim digunakan wartawan yang sedang berbicara dengannya. Sesuai latar belakang budaya daerah dan tingkat pendidikan, tiap wartawan pastilah memiliki gaya berkomunikasi masing-masing. Ada wartawan yang lazim menerapkan komunikasi konteks rendah (menyatakan sesuatu secara halus atau “berputar-putar”, tak langsung ke tujuan). Tapi ada pula wartawan yang biasa menerapkan komunikasi konteks tinggi (berbicara blak-blakan atau berterus terang, langsung ke tujuan). Humas harus mampu berbahasa dengan baik sesuai bahasa dan tingkat bahasa (abstraksi) wartawan yang sedang dihadapi. Humas perlu tahu pula riwayat hidup wartawan yang biasa atau rutin meliput di lingkungan kerja pemda dan DPRD, misalnya tanggal lahir/perkawinan. Humas juga perlu memerhatikan ulang tahun media massa yang beredar/beroperasi di daerahnya. Dengan demikian, humas dapat menjalin hubungan insani (human relations) secara efektif dengan mitranya.
Kelima, humas jangan bersikap diskriminatif terhadap wartawan/media massa. Semua wartawan profesional (muda atau tua, kaya atau miskin, berpenampilan keren atau “kumuh”) dan media massa (besar atau kecil, lokal atau nasional, baru atau lama, partisan atau independen) harus diperlakukan dengan adil (tak ada “anak emas” dan “anak tiri”). Hal terpenting, humas wajib melayani hanya wartawan yang benar-benar wartawan. Humas tak perlu melayani, apalagi “memiara” wartawan “CNN” (cuma nanya-nanya) alias wartawan yang tak memiliki media massa. Yang dimaksud melayani di sini adalah memberikan fakta-fakta atau informasi penting yang dibutuhkan oleh khalayak media massa di mana wartawan yang bersangkutan bekerja. Ini berarti humas tak boleh merusak idealisme atau profesi wartawan dengan memberikan uang atau yang sejenisnya. Humas sama sekali tak berurusan dengan pemenuhan kesejahteraan wartawan. Ini adalah urusan pihak manajemen perusahaan media massa di mana wartawan itu bekerja.

Minggu, 05 Juni 2011

Sponsorship


sponsorship
Studi kasus:
Penyebab baik yang menghubungkan sponsor dan nilai citra merek yang terkait.
Amerika merupakan salah satu perusahaan yang pertama kali mengenali efek positif nilai pemasaran pada citra merek. American Express diciptakan untuk menggambarkan upaya-upaya untuk mendukung amal berbasis lokal dengan cara yang juga mempromosikan bisnis. Istilah ini kemudian digunakan untuk menggambarkan kampanye pemasaran yang dipimpin oleh American Express pada tahun 1983 untuk Pemulihan Patung Liberty. Satu penny untuk setiap penggunaan kartu American Express, dan satu dolar untuk setiap kartu yang baru dikeluarkan itu diberikan kepada program renovasi Patung Liberty. Selama empat bulan, $ 2 juta telah disumbangkan untuk Lady Liberty, aktivitas transaksi melonjak 28 persen dan konsep bahwa perbuatan baik itu baik untuk bisnis. Pada bulan April 2001 American Express menciptakan program bisnis masyarakat yang bertujuan untuk membantu para pemilik bisnis yang ingin mendapatkan kembali akses yang mereka butuhkan untuk memulai atau menumbuhakan sumber daya atau produk perusahaan yang ingin mereka hasilkan. American Express membantu sebuah kelompok usaha kecil dan pengusaha. Perusahaan meluncurkan kartu nama dan kartu kredit untuk pemilik usaha kecil, yang mengalokasikan 1 persen dari semua pemegang kartu belanja ke salah satu mitra pengembangan usaha mikro. American Express menggunakan uang ini untuk pengusaha yang membutuhkan kredit kecil dan Pelatihan. Dalam kegiatannya ini, perusahaan American Express telah menerima pengakuan dan reaksi yang postif dari konsumen dan stakeholders. Hal itu menyebabakan promosi sponsor , reputasi dan potensi masa depan American Express semakin membaik.
Pada Oktober 1999, makanan ConAgra yang merupakan sebuah perusahaan AS yang mempunyai lebih dari delapan puluh pemasaran merek untuk rumah tangga. Produk ini merupakan makanan untuk anak-anak yang diluncurkan untuk memberi makanan yang bergizi kepada anak-anak agar perkembangan tumbuh mereka menjadi lebih baik dan merupakan sebuah program untuk menghentikan kelaparan pada anak-anak di wilayahnya. Hal ini menarik perhatian berbagai organisasi. Oleh koorporasi anti kelaparan dengan berbagai organisasi yang bersangkutan, perusahaan mampu membawa lebih banyak makanan ke dalam sistem distribusi makanan untuk di amalkan/ di sumbangkan (menggunakan sumber daya distribusi yang luas) dan menempatkan anak-anak yang kelaparan pada agenda kegiatan amalnya (pada upaya promosi dan periklanan). Kegiatan pengiriman makanan ini merupakan bantuan dari ConAgra untuk anak-anak yang kelaparan. Terdapat lima puluh kafe anak-anak (tempat di mana anak-anak dapat menikmati makanan layak ).
Sejak 1995 Ford Motor Company telah mensponsori Susan G, yang merupakan yayasan komen's Breast Cancer. Perusahaan Ford membantu yayasan ini dengan sumbangan, dukungan media, dan jenis giftin. Perusahaan juga menciptakan gaya ford. Seperti, Website kunjungan serta pemeriksaan payudara dan konsultasi telepon gratis. tHal ini membuat Ford telah mampu membuat keterlibatan kalangan perempuan pada segmen pasar.
Timberland, produk yang berupa alas kaki, pakaian, dan aksesoris yang telah menjadi mitra dan organisasi pelayanan pemuda nasional selama lebih dari sepuluh tahun. Timberlands telah menyumbang lebih dari US $ 10juta sejak awal kemitraannya dan Timberland telah membantu dalam membangun identitas korporat dan mempromosikan layanan Timberland etnic di antara karyawan. Mereka telah memberikan lebih dari 170.000 jam pelayanan kepada masyarakat. Sebagai hasilnya, perusahaan ini terpilih sebagai salah satu dari 100 perusahaan terbaik di kota nya.

A. Sponsorship
Sponsorship adalah dukungan finansial kepada suatu organisasi, orang, atau aktivitas yang dipertukarkan dengan publisitas merek dan suatu hubungan. Sponsorship dapat membedakan sekaligus meningkatkan nilai suatu merek. Beberapa pedoman yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam memilih sponsorship: target khalayak, penguatan citra merek dapat diperpanjang, keterlibatan merek, biaya yang efektif dan sponsor lainnya.

B. Peranan Sponsor Dalam Campuran IMC
Ø  Sponsor dalam campuran IMC
Sponsor adalah Investasi dalam bentuk tunai atau barang dalam suatu kegiatan, yang merupakan sebuah imbalan sebagai akses potensi komersial yang terkait dengan kegiatan ini. Perusahaan dapat mempromosikan kegiatan atau produk dengan minat dan merek yang menghubungkan kegiatan atau produk secara spesifik. Sponsor juga dapat menyebabkan reaksi yang baik bagi pasar dan aktifnya pasar, dan menyebabkan hubungan yang baik dengan kegiatan atau produk yang disponsori. (Meenagham, 1991; dikomentari oleh Cornwell dan maignan, 1998).
Sebelum mencari sponsor, ada baiknya terlebih dahulu kita memahami konsep sponsorship yang terbaru. Saat ini banyak sekali Event Organizer atau penyelenggara acara lainnya masih melihat pencarian sponsor semata-mata sebagai aktivitas penggalangan dana untuk mendukung acara yang dibuat. Padahal kini sponsorship telah berubah menjadi sebuah bentuk kerjasama kemitraan pemasaran antara perusahaan penyelenggara event dengan perusahaan sponsor. Apabila kita tidak siap menjadi bagian dari jalinan kemitraan upaya pemasaran yang saling menguntungkan, kegiatan sponsorship yang kita bina akan gagal, mungkin saja kita berhasil mendapatkan sponsor, tapi akan gagal mempertahankan hubungan kerjasama untuk jangka panjang. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pekerjaan untuk mencari sponsor telah berubah secara drastis. Hal ini dipicu terutama oleh meningkatnya harapan dari para sponsor. Mereka ingin kegiatan sponsorshipnya dapat dijadikan sebagai sarana untuk mencapai berbagai sasaran sekaligus, dengan mengintegrasikan sponsorshipnya ke dalam beragam aktivitas pemasaran lain. Mereka ingin sponsorshipnya benar-benar dapat menghubungkannya dengan pasar sasaran. Dalam jangka panjang, para sponsor tidak tertarik diasosiasikan dengan acara (event) yang disponsorinya. Mereka tidak ingin mengaitkan mereknya dengan sepak bola, seni, ataupun aktivitas lainnya. Mereka ingin membangun hubungan dengan pasar sasaran sampai pada tingkat hubungan personal, memperkuat hubungan tersebut dan menciptakan tingkat relevansi yang tidak dapat dicapai oleh media pemasaran seperti televisi, radio atau surat kabar. Dengan demikian, tugas pencari sponsor telah berubah dari ibarat sebagai pengibar bendera menjadi pipa penyalur, dengan menawarkan beragam manfaat dan peluang yang dapat membantu sponsor mencapai tingkat hubungan tertentu dengan pasar sasarannya. Saat ini para sponsor juga mengharapkan agar kita membantu mereka memahami lebih mendalam mengenai para pengunjung acara yang kita selenggarakan. Mereka bukan sekedar ingin tahu tentang umur dan jenis kelamin para pengunjung, tetapi mereka juga ingin tahu mengapa orang-orang tersebut mau untuk datang ke acara kita, apa yang menjadi daya tarik utamanya. Para sponsor juga ingin dapat memperbaiki atau meningkatkan pengalamannya. Ini berarti kita sebagai pencari sponsor dituntut bekerja lebih extra keras lagi. Apabila sponsorship dipilih berdasarkan manfaat dari besarnya eksposur atau kemewahan acara, para sponsor selalu dapat memilih acara (event) lain yang diselenggarakan oleh pesaing kita. Event adalah komoditas yang mudah diganti-ganti. Sponsor dapat dengan mudah pindah ke berbagai event yang berbeda. Oleh karena itu, penyelanggara event tidak dapat mengandalkan pendapatan dari sponsor. Model baru dari sponsorship didasarkan pada kemitraan. Sponsorship yang didasarkan pada kemitraan mampu memberikan beragam jenis hasil yang menyebabkan sponsor manapun sulit untuk meninggalkan kerjasama kemitraan tersebut. Sebuah merek bir yang merupakan sponsor tim sepak bola, dan sebuah bank yang mendukung pameran di sebuah museum, sebuah produsen peralatan rumah tangga menyumbangkan uang kepada organisasi nirlaba sosial, atau sebuah merek televisi Cokelat untuk televisi announance deprogram, merupakan contoh dimana sepanjang sumber daya ini menghabiskan waktu tanpa tujuan komersial, kegiatan ini dapat dianggap sebagai amal perusahaan (sponsor non komersial). Sponsor komersial adalah bahwa perusahaan mensponsori dan memiliki niat untuk mengambil tindakan promosi yang diperlukan untuk kepentingan perusahaannya, serta untuk mendukung kegiatan yang disponsori melalui upaya komunikasi pemasaran yang terpadu.
Sponsor telah didefinisikan sebagai iklan, sebagai humas, dan promosi penjualan. Ada beberapa jenis sponsor yang erat kaitannya dengan PR, karena PR mendukung citra perusahaan secara keseluruhan terhadap berbagai stakeholder. Contoh, sebuah perusahaan yang mensponsori sebuah tim sepak bola dan mengundang pemasok, pelanggan, pemegang saham, dan stakeholder lain untuk menonton pertandingan, sebenarnya telah terintegrasi dengan proyek sponsor ke dalam upaya PR. Sebuah merek minuman ringan yang mensponsori konser, dan menggunakan kesempatan ini untuk sampel merek nya, telah memasukkan promosi penjualan ke dalam usaha sponsor tersebut. Tetapi tidak diragukan lagi sifat dan tujuan pemasaran yang berhubungan dengan sponsor yang lebih dekat dengan iklan adalah alat komunikasi pemasaran. Tujuan utama dari sponsor yang mirip dengan iklan adalah untuk membangun kesadaran merek baru dan produk yang ada dalam jangka pendek dan jangka panjang. Kemudian untuk membangun dan meningkatkan citra merek atau perusahaan, dan untuk memperkuat keakraban merek produk di masyarakat. Meskipun sponsor, seperti periklanan dapat juga digunakan untuk melayani tujuan-tujuan jangka pendek, seperti produk pengadilan dan penetrasi pasar, namun kekuatan utamanya terletak pada dukungan jangka panjang dari kesadaran merek dan citra merek, dan IMC yang merupakan alat-alat yang diperlukan untuk merangsang perilaku masyarakat dalam keterkaitan produk yang di tawarkan (Hock et al. 1997).
Namun, dibandingkan dengan iklan, sponsor juga memiliki sejumlah karakteristik yang berbeda, keuntungan, dan kerugian. Sponsor dapat memperoleh manfaat dari asosiasi yang kuat dengan suatu peristiwa yang baik yang disiarkan di program televisi. Oleh karena itu hal ini dapat berpotensi dalam pembangunan citra yang lebih kuat daripada iklan, dan secara efektif dapat menghubungkan merek tersebut ke segmen pasar tertentu. Dengan menunjukkan sebuah merek dalam keterlibatan yang tinggi dan pengalaman konteks disponsori akan berdampak lebih kuat dan jauh lebih meyakinkan untuk para konsumen dan calon konsumen. Target audiens juga akan terkena dampak merek secara tidak langsung, yakni melalui pihak ketiga (kegiatan yang disponsori). Hal ini dapat mengakibatkan believability atau rasa percaya yang lebih besar dari merek tersebut. Di sisi lain, sponsor tidak akan pernah berhasil jika tidak melengkapi dan memperhatikan upaya komunikasi upaya dengan pemasaran lainnya. Semua aktivitas sponsor pemasaran yang besar memerlukan dukungan anggaran yang sekurang-kurangnya tiga atau empat kali (Clow dan Baack, 2002) sebelum dapat memiliki dampak dari kegiatan sponsor tersebut. Sponsor kurang fleksibel daripada iklan, karena kurang cocok untuk menampilkan produk-produk, atau memberikan informasi tentang karakteristik produk dan penggunaan produk. Ada beberapa risiko yang disebabkan oleh kegitan sponsor ini. Contohya, sebuah atlet yang disponsori berperilaku buruk, atau sebuah drama teater yang tidak sukses, hal itu akan berdampak negatif pada sponsor acara tersebut.
Khusus untuk kegiatan sponsor menyebabkan tiga jenis kelompok sasaran (Cornwell dan Maigan, 1998). Pertama adalah peserta yang aktif terlibat langsung dengan sponsor, acara (pemain sepak bola, karyawan dari sponsor, dll). Kelompok sasaran kedua adalah mereka yang menghadiri acara tersebut (para penonton). Ketiga, adalah kelompok media pengikut, yaitu orang-orang yang terkena ke aktivitas tersebut, sebab, atau diprogram melalui Media eksposur. Semua dari mereka dapat (potensial) pelanggan, namun juga pemegang saham lainnya, seperti anggota saluran, lembaga keuangan manajer, karyawan, dan tokoh masyarakat. Perbedaan antara biaya dan efek langsung dan efek tidak langsung dalam media Terns eksposur pengikut sangat besar. Untuk istance, Volvo telah menginvestasikan $ 4 juta dalam tenis hadiah, yang mengakibatkan 1,7 miliar konsumen kontak, dan dalam eksposur setara dengan $ 24 juta dalam periklanan (Duncan, 2002).

C. Semakin Pentingnya Sponsor
Sponsor adalah instrumen yang semakin penting dari bauran komunikasi. Untuk istance, di Inggris, sponsor anggaran diperkirakan naik dari $ 35 juta pada tahun 1980 menjadi $ 800 juta pada tahun 2000. Setengah dari jumlah ini dihabiskan pada sponsor olahraga, sementara in1980 ini hampir 90 persen (fill. 2002). Di AS, lebih dari $ 8.7 miliar yang dianggarkan setiap tahun, dua-hirds yang dihabiskan pada sponsor olahraga (Duncan, 2002). Worldwide sponsor anggaran $ 1 miliar pada tahun 1980 telah meningkat menjadi $ 16.6 miliar pada tahun 1996 (Pickton dan Broderick, 2001). Antara tahun 1984 dan 1997 wordlide tingkat pertumbuhan tahunan anggaran sponsor telah 15-20 persen, dan pangsa sponsor dalam anggaran komunikasi pemasaran telah meningkat hingga hampir 6 persen (Meenaghan, 1998).

Faktor-faktor ini semakin penting menjelaskan peran sponsor dirangkum di sini (De Pelsmacker et al., 2004; Pickton dan Broderick).
Ø  Kekhawatiran mengenai efektivitas iklan media massa.
Ø  Meningkatkan tingkat biaya media.
Ø  Peningkatan kejadian liputan media.
Ø  Mengubah peran pemerintah.
Ø  Baru kesempatan sponsor.
Ø  Positif perubahan sikap terhadap sponsor oleh manajemen senior.
Ø  Kesadaran dan dorongan terhadap komunikasi pemasaran terpadu.
Ø  Hubungan antara sponsor peserta orientasi.
Ø  Efek positif terhadap berbagai kelompok stakeholder.
Ø  Perlu untuk mencapai audiens ceruk dan kelompok sasaran tertentu.
Ø  Perlu untuk mengembangkan asosiasi merek lebih lembut.

Pertama-tama, manajer pemasaran semakin kritis membahas tentang effectivenees iklan media massa yang berantakan, meningkatkan biaya media, tingkat iritasi, dan semua merek yang mengarah ke diversifikasi instrumen yang termasuk ke dalam bauran komunikasi yang digunakan. Sponsor dianggap kurang efektif dan lebih kredibel, karena melibatkan dan impactful dari iklan media massa.Kesempatan sponsor baru muncul, seperti dalam pemerintah yang terkadang memberlakukan pembatasan hukum pada iklan dan meninggalkan peran tradisional yang mereka sponsori dari budaya seni untuk sektor bisnis. Senior manajemen semakin menerima sponsor peran strategis dalam upaya interaksi komunikasi pemasaran. Meningkatnya kesadaran akan kebutuhan dalam jangka panjang membangun hubungan antara perusahaan dengan kepentingan di satu pihak, seperti sponsor dan mitra sponsor. Di sisi lain sponsor dapat menyebabkan lebih banyak kesuksesan dan asosiasi profesional sponsor dapat terorganisir. Sponsor semakin dianggap sebagai alat yang memungkinkan perusahaan untuk tidak hanya membina hubungan dengan (calon) pelanggan, namun juga untuk mengembangkan hubungan positif dengan kelompok stackeholders lain. Dalam sponsor cause-related, posisi perusahaan sebagai involed, berkomitmen, dan diinginkan sebagai mitra, dan menawarkan beberapa membuka peluang untuk memperketat hubungan dengan pemasok, penjualan orang, distributor, (masa depan) karyawan dan konstituen lainnya. Pemasaran dan komunikasi pemasaran semakin membutuhkan "persuasif terus-up" dengan menggunakan iklan media masa. Konsumen sangat relevan dalam pengalamannya, hal ini lebih penting daripada menjual argument yang keras dan karakteristik produk yang rasional. Dalam merancang program sponsor yang mampu melibatkan penonton dalam suasana emosional dan positif, lebih banyak sejalan dengan membuat keputusan untuk membeli dan mengkonsumsi , daripada melalui beberapa instrumen IMC yang lebih tradisional seperti media massa iklan dan promosi penjualan.
Selain meningkatkan investasi dalam sponsor, secara umum sejumlah tren lainnya dapat intified. Sampai saat ini, tembakau, alkohol, dan minuman ringan terutama digunakan sponsor dalam perusahaan. Dalam beberapa tahun terakhir perusahaan, dan pengecer menggunakan alat komunikasi ini. Sebuah bagian yang lebih besar dari saat ini adalah anggaran yang dihabiskan untuk proyek-proyek sponsor yang kurang tradisional, seperti sebab-sebab yang baik, budaya dan penyiaran. Hubungan sponsor juga semakin berbasis project panjang dan estabilishing dalam hubungan jangka panjang dengan organisasi yang disponsori, dan mencoba untuk mengintegrasikan proyek ke dalam program-program hubungan pelanggan, akibatnya banyak usaha sponsor telah berevolusi menjadi proyek global (Olimpiade, Piala Dunia sepak bola), dengan media massa global (Meeghan 1998).
D. Jenis Sponsor
Dalam acara sponsor perusahaan itu sendiri (co-) menyelenggarakan acara atau mensponsori acara yang diselenggarakan oleh orang lain. Cause-related sponsor perusahaan diasosiasikan dengan dan mendukung tujuan baik atau organisasi keuntungan sosial. Menyiratkan sponsor penyiaran, Sebuah perusahaan secara formal diasosiasikan dengan sebuah program televisi atau menggunakan sebuah program televisi untuk mempromosikan merek tersebut. Meskipun bentuk-bentuk tradisional sponsor (olahraga, hiburan, budaya) masih paling penting dalam beberapa tahun terakhir, cause-related dan sponsor penyiaran mengambil bagian dalam peningkatan anggaran sponsor (Pikton dan Broderick, 2001; Isi, 2002).

a.      Acara Sponsor
Event dapat memiliki dampak positif yang lebih besar pada citra merek daripada instrumen IMC lainnya (Tabel 7.1). Dengan mengasosiasikan dirinya dengan peristiwa olahraga atau budaya, perusahaan dapat memposisikan merek dalam posisi yang baik. Hal ini dapat menjangkau khalayak yang besar atau segmen sasaran yang tepat dan dapat menghubungkan produk-produknya ke pengalaman konsumen itu sendiri .
Salah satu cara berkomunikasi dengan pasar dalam strategi pemasaran modern adalah dengan menyelenggarakan event sponsorship (Terence.A.Shimp, 200;615). Event sponsorship dianggap sebagai salah satu strategi efektif untuk membuat perusahaan/ produk menjadi lebih dikenal dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat, kegiatan tersebut dipilih karena bentuk yang mendasar dalam menciptakan komunikasi antara satu perusahaan dengan konsumennya (Stanton, 1993:140) Dengan memberikan sponsor pada berbagai kegiatan misalnya olahraga, musik, pameran dan kegiatan lainnya, berarti turut memelihara kegiatan-kegiatan yang disponsorinya. Dengan demikian diharapkan dapat menimbulkan pengertian yang baik pada masyarakat, sehingga perusahaan/ produk dapat diterima kehadirannya serta dipercaya (Jefkins, 1972:187)
Perusahaan dapat membuat, mengatur, dan mensponsori kegiatan khusus yang dibuat untuk perusahaan mereka sendiri. Sebagai contoh, jika sebuah makanan cepat saji membuka restoran baru di suatu negara, akan menghasilkan kegiatan yang dapat dibuat untuk menghasilkan publisitas dan untuk melibatkan semua pelanggan dalam kegiatanya tersebut. Sebuah perusahaan yang meluncurkan produk baru dapat mengatur acara pers di tempat yang baik, untuk menarik perhatian dari media, penjual yang terlibat, dan membangun kesadaran konsumen. Jenis aktivitas public relations dan sponsorship, biasanya menyiratkan penggunaan instrumen IMC lainnya, seperti iklan dan pengiriman langsung untuk mengumumkan acara, dan mempromosi penjualan untuk memperkuat kegiatan public relation dan sponsorship. Perusahaan juga dapat berpartisipasi dalam acara yang diselenggarakan oleh organisasi lain, atau membuat acara sendiri dalam acara, misalnya dengan berpartisipasi dalam pameran exhibitons atau perdagangan.

1.      Olahraga
Selain berpartisipasi dalam pameran exhibitons atau perdagangan, perusahaan juga dapat mendukung tim sepak bola, Olimpiade, konser pop, atau sebuah pra-Columbus pameran seni dalam bentuk tunai atau dalam bentuk natural (misalnya, bahan, orang-orang) sebagai imbalan atas paparan merek dan asosiasi dari merek dengan tim atau acara.
Tingkat sponsorhip dapat didefinisikan, seperti sponsor utama yang sering menerima hak eksklusif untuk mengasosiasikan dengan aktivitas sebagai satu-satunya di industri mereka, mereka juga bisa mengundang banyak pihak, dan mendapatkan posisi yang terbaik, dan mereka juga mendapatkan visibilitas terkemuka melalui undangan, billboard, dan newsletter, dan mereka sering memiliki hak untuk menggunakan asosiasi mereka dengan kegiatan atau dengan orang yang disponsori, melalui iklan, milis, dan promosi penjualan.
Sponsor pada tingkat bawah dapat dimanfaatkan oleh event sponsor yang mengakibatkan peningkatan yang cukup besar dalam kesadaran akan merek, dan dapat memiliki efek positif, tidak hanya pada citra perusahaan, tetapi juga pada sikap terhadap produk perusahaan. Sebagai contoh, Heineken mensponsori Piala Dunia Rugby di seluruh dunia. Lebih dari 80 persen dari semua orang di Inggris yang mengenal Heineken paling tidak 22 kali (brassington dan Pettitt, 2003). Eropa dianggap publik sepak bola Euro '96 yang mensponsori dan juga sebagai pemimpin dalam industri. Di sebagian besar Negara, konsumen merasa bahwa mereka memiliki pendapat yang lebih positif tentang sponsor, mereka lebih ingin untuk mencoba suatu produk untuk pertama kalinya dan pada umumnya mereka mungkin akan membeli produk tersebut (Easton dan Mackie, 1998 ). Selain itu, acara sponsor dibuat dengan keramahan perusahaan dan kampanye yang dilakukan oleh PR, dan karena itu mampu membangun citra perusahaan dengan baik terhadap stakeholder internal dan eksternal.



2.      Budaya
Event sponsor juga dapat menyebabkan reaksi negatif (Tabel 7.1), misalnya karyawan yang tidak mengerti mengapa begitu banyak uang yang diinvestasikan dalam proyek yang dijalankan, atau penggemar tim lain yang tidak suka perusahaan untuk mensponsori tim tertentu. Sponsor yang melibatkan selebriti atau tim yang berperilaku buruk dapat berpotensi resiko negatif terhadap merek perusahaan.

3.      Penyergapan
Jenis khusus dari sponsor adalah penyergapan atau parasit pemasaran. Dalam hal ini, sebuah perusahaan sengaja mencari hubungan dengan suatu peristiwa tanpa menjadi sponsor resmi, untuk membawa kesan bahwa itu adalah sponsor yang sah. Hal ini dapat dilakukan oleh media converage yang mensponsori acara tersebut, dengan mensponsori satu tim atau satu pemain, atau dengan melebih-lebihkan keterlibatannya dalam iklan atau kampanye promosi penjualan. Sebagai contoh, untuk dukung-dukungan pada antusiasme sepakbola di Belanda agar memperoleh keuntungan menjadi sponsor resmi Euro 2000 european turnamen sepak bola.
Table 7.1 kelebihan dan kekurangan pada acara sponsor
Kelebihan
kekurangan
Ø  dampak positif pada kesadaran merek dan gambar
Ø  melibatkan pengalaman dan suasana
besar penonton
Ø  penargetan potensi
Ø  perusahaan perhotelan dan PR potensi
Ø  karyawan menentang upaya sponsor
Ø  karyawan tidak menghargai acara yang disponsori
Ø  individu disponsori atau tim berperilaku tidak tepat




b.      Sponsor Cause-Related
Sponsor cause-related sering disebut cause-related marketing. Cause-related marketing mengacu pada tipe pemasaran yang melibatkan usaha-usaha sebuah organisasi "untuk mencari laba" bisnis dan organisasi nirlaba untuk saling menguntungkan. Istilah ini kadang-kadang digunakan secara lebih luas dan umumnya untuk merujuk kepada semua jenis upaya pemasaran sosial dan amal lainnya, seperti menyumbangkan uang untuk tujuan yang baik, kegiatan sosial, atau organisasi keuntungan sosial yang di dapatkan dalam setiap kali konsumen membeli atau menggunakan suatu produk. Contoh di Indonesia adalah Lifeboy sabun mandi:
Liputan majalah Mix no. 09/2004:42-43, “Bersih Pangkal Sehat, Sehat Pangkal Lifebuoy,” mengulas kampanye LBS sebagai program untuk berbagi citra dan memperlihatkan kepedulian sosial perusahaan. Lifebuoy menyisihkan Rp10,- dari setiap penjualan sabun selama Juli-Agustus 2004 untuk pengadaan sarana mandi, cuci dan kakus (MCK) dan air bersih. Dalam implementasi LBS bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia, KuIS (Koalisi untuk Indonesia Sehat), dan Yayasan Unilever Indonesia Peduli. Liputan lanjutan dalam Mix no. 10/2004:19, menggambarkan LBS sebagai program edukasi kesehatan pada masyarakat tentang pentingnya memiliki lingkungan yang bersih melalui sarana MCK.
LBS merupakan contoh penerapan konsep pemasaran berdimensi sosial (cause-related marketing), yakni program pemasaran yang diarahkan untuk memecahkan salah satu masalah di masyarakat yakni kebersihan atau kesehatan. Fokus bidang ini sangat sesuai dengan positioning Lifebuoy sebagai sabun kesehatan untuk keluarga.
Promosi peduli semacam itu tampaknya menjadi pola baru. Produsen bukan saja berusaha menggaet pembeli, tapi sekaligus menanamkan citra dirinya sebagai perusahaan yang peduli terhadap problema di tengah-tengah masyarakat. Jadi promosi itu menjadi sarana kehumasan (public relations/PR) yang ampuh untuk merebut simpati di hati publik.
Sekarang, perusahaan yang sepenuhnya merangkul apa yang disebut "baik berbuat baik." Cause-related pemasaran dapat menjadi cara utama bahwa bisnis mengekspresikan tanggung jawab sosial mereka.
1.      Berdasarkan Transaksi
Transaksi berbasis sponsor cause-related kadang-kadang disebut promosi penjualan dengan PR. Memang, pelanggan ditawari untuk membeli produk, dengan tujuan menciptakan citra warga negara yang baik bagi merek dan produk. Perusahaan dapat pergi lebih jauh dan menjadi nilai atau misi marketer. Nilai dan misi perusahaan pemasaran mendefinisikan bahwa sebuah misi tanggung jawab sosial dan satu set nilai etis, dan memilih proyek sponsor yang sejalan dengan misi dan nilai ini ditetapkan.
2.      Nilai Pemasaran
Namun, nilai pemasaran adalah lebih dari sekedar memilih sponsor sesuai program untuk misi yang sukses harus tercermin dalam segala sesuatu dari perusahaan itu, dan dalam cara yang berprilaku terhadap pelanggan, pemasok, distributor, dan semua stakeholders.
Contoh lain adalah relasi jangka panjang antara timeberland, merek gaya hidup yang menjual sepatu, pakaian, dan accesosories, dan kota tahun layanan pemuda AS organisasi. Timberland telah menyumbangkan lebih dari $ 10 juta dalam bentuk hibah dan dalam bentuk hadiah dan telah corganazition beberapa program dan event. Akibatnya, perusahaan ini terpilih sebagai salah satu perusahaan terbaik.
Jika diterapkan dalam cara yang kredibel, cause-related marketing atau veri sposorship dapat memiliki efek positif. Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak dua konsumen akan memperoleh pengalaman yang baik dan menyebabkan hubungan baik dengan account user ketika melakukan pembelian. Namun, menyebabkan perusahaan-perusahaan terlibat dalam komunikasi pemasaran yang berkaitan dengan proyek-proyek harus menghormati sejumlah prinsip-prinsip penting, seperti integritas, transparansi, saling menghormati, dan saling menguntungkan.
C. Siaran Sponsor
Broadcast sponsor merupakan siaran program sponsor sebuah merek yang mengumumkan sebuah program. Jenis sponsor ini adalah yang terdekat dengan iklan, sponsor program juga dapat memberikan informasi ke khalayak luas.
1. Program Sponsor
Kadang-kadang hubungan antara program dan melibatkan sponsor dapat menggunakan aktor terkenal yang tuujuannya untuk mendukung produk dalam kampanye iklan yang disponsori merek atau kategori produk, misalnya prusahaan sponsor juga dapat hadiah dalam kuis program, atau mengembangkan program kerjasama erat dengan saluran televisi, misalnya IFOR operator tur yang bersama-sama mengembangkan program perjalanan (lantai dan van Raaj, 2002)
2.      Penempatan Produk
Penempatan produk didefinisikan sebagai produk atau penggunaan nama produk di dalam sebuah program, yang dibayar oleh pemasar produk, baik oleh pating saluran televisi atau produser film, atau dengan menyediakan produk itu sendiri. Meskipun saluran televisi di banyak Negara eropa pada formulir kerjasama ini semakin digunakan. Bahkan, film mengendalikan anggaran dengan produk sangat sulit tanpa penempatan. Sebagai contoh, dalam film Bond, Die Another Day, dua puluh merek (amongs yang Aston Martin, Revlon, Swatch, Sony, Samsonite, dan British Airways) yang dipromosikan dengan cara penempatan produk dengan nilai gabungan kontrak ini E45 juta (de Morgen, 2002). Penempatan produk dapat sangat efektif, karena produk ini ditunjukkan ketika sedang digunakan dalam situasi highlyinvolving, dan oleh endorsers terkenal dan kredibel. Studi menunjukkan bahwa jenis ini mengarah ke peningkatan sponsorhip merek arti-penting, terutama ketika orang-orang seperti program atau film dan bila mereka tidak sangat akrab dengan mempromosikan merek (Johnstone dan Dodd, 2000)

E.Efektivitas Sponsor
Sponsor dapat menjadi kuat sebagai pembangun kesadaran dan gambar dengan calon pelanggan dan berbagai kelompok stakeholder. Ini memungkinkan perusahaan untuk menciptakan hubungan antara merek dan kelompok sasaran dalam cara yang melibatkan dan pengalaman. Efektivitas proyek-proyek sponsor tergantung pada seberapa baik proyek-proyek yang dipilih dan seberapa baik mereka terintegrasi dalam bauran komunikasi pemasaran. Sebuah daftar untuk seleksi proyek sponsor yang diberikan di sini (Shimp, 2002; Duncan, 2002 'De Pelsmacker ae al., 2004)

Ø  Stategic kesesuaian antara perusahaan dan sponsor proyek
Ø  tingkat Kualitas acara
Ø  Link dengan target audiens
Ø  Brand image penguatan
Ø  Orisinalitas
Ø  Anggaran
Ø  Komunikasi pemasaran spin off dan integrasi dalam campuran IMC
Ø  Track hasil

Yang paling penting pada titik awal adalah bahwa perusahaan harus memilih program-program sponsor yang memiliki kedekatan perusahaan sesuai dengan misi dan tujuan strategisnya. Idealnya, program sponsor harus memungkinkan bagi perusahaan untuk menetapkan jangka panjang yang kredibel-hubungan dengan proyek, untuk secara konsisten mengaitkannya (merek) nama dengan proyek, dan melakukan lebih dari tingkat kualitas link ke kelompok-kelompok target keduanya (potensial) dan stakeholders lainnya. Program sponsor harus menciptakan kesempatan untuk penguatan merek tahan lama dan dukungan. Program sponsor juga harus asli. Jika sebuah perusahaan hanya salah satu dari banyak sponsor dalam acara yang tidak berjalan dengan baik, proyek tidak akan sukses. Keeksklusifan tingkat tertentu karenanya harus dinegosiasikan, dan perusahaan harus melindungi diri terhadap ambushing. Jika perusahaan hanya mensponsori acara karena salah satu pesaing dilakukan atau telah melakukan hal yang sama. Sponsor harus mencari sesuatu yang asli, agar sulit untuk ditiru dengan proyek-proyek sponsor kreatif lainnya. Seperti dengan semua kampanye komunikasi pemasaran, anggaran harus dipertimbangkan dengan teliti. Dalam kasus sponsor, perusahaan harus menyadari bahwa dukungan sponsor yang efektif anggaran mungkin jauh lebih besar daripada jumlah sponsor itu sendiri. Salah satu karakteristik yang paling penting dari proyek sponsor yang baik adalah bahwa ia memberikan banyak kesempatan untuk komunikasi pemasaran spin-off, dan bahwa memang perusahaan menggunakan THM. Sponsor mungkin adalah salah satu alat komunikasi pemasaran yang memerlukan dukungan dari sebagian besar alat-alat lain untuk menjadi efektif. Perusahaan harus memastikan bahwa nama atau merek consistenly disebutkan dalam komunikasi bahkan yang disponsori itu sendiri, yang maksimal adalah memastikan liputan media, dan perusahaan diberi kesempatan untuk memperluas usaha sponsor untuk kampanye komunikasi pemasaran yang lain , seperti iklan, PR dan promosi penjualan. Ini harus secara aktif dilakukan untuk upaya mengintegrasikan sponsor ke dalam campuran IMC, dengan menggunakan atau mempromosikan tim yang disponsori, orang-orang atau kegiatan dalam periklanan, menciptakan peluang promosi penjualan, kampanye komunikasi langsung, dan dalam upaya PR, misalnya, melalui perusahaan perhotelan.
Jika memungkinkan, perusahaan harus berusaha untuk mengukur hasil dan efektivitas usaha atau para sponsor, dan melibatkan organisasi yang disponsori. Sponsor mungkin adalah salah satu instrumen bauran pemasaran hasil yang paling sulit untuk diukur. Salah satu alasan dasarnya adalah efek jangka panjang dari banyak sponsor pada kesadaran merek, citra merek dan loyalitas merek. Selain itu, sponsor sering diintegrasikan ke dalam instrumen lain dari bauran pemasaran, sebagai hasil dari kontribusi hasil dari upaya IMC yang sulit diukur. Sebagai contoh, apa efek keramahan perusahaan pada keuntungan perusahaan? Namun demikian, usaha-usaha harus dibuat untuk mengukur efek sponsor. Pada dasarnya, empat metode dapat digunakan (De Pelsmacker et.al). Pertama-tama. Pemaparan dari kelompok sasaran untuk merek sponsor dapat diukur, misalnya, dengan cara mendaftarkan berapa kali merek sponsor telah terpapar dengan jumlah anggota kelompok sasaran. Kedua, efek komunikasi dari sponsor kampanye dapat diukur berapa banyak orang yang sadar merek sebelum dan setelah acara, bagaimana citra merek berevolusi, berapa banyak orang yang dapat dengan benar dapat dicari, misalnya dengan mewawancarai peserta untuk suatu peristiwa atau orang-orang yang diundang untuk acara keramahan perusahaan. Akhirnya, evolusi penjualan dan pangsa pasar dapat dipantau untuk menilai efektivitas dari proyek sponsor.